KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Melalui laporan ini, penulis telah diberikan
kesempatan untuk melakukan penulisan laporan ini berdasarkan pengalaman selama PPL
mulai dari tanggal 1 Agustus sampai
tanggal 31 Oktober di SD RK Setia Budi (Budi
Murni VI ). Adapun tujuan dari laporan ini adalah tugas akhir mata kuliah Program Pengalaman
Lapangan .
Penulis merasa laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat konstruktif demi kemajuan penulisan penulis untuk
tulisan yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan
terimakasi kepada :
1. Bapak
Drs. M.Simarmata M,Pd Selaku Dekan FKIP UNIKA St. Thomas
2. Bapak
Drs. H.Sigalingging, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Lapangan di SD RK Setia Budi
( Budi Murni VI )
3. Sr.
Rita Saragih, KSFL selaku kepala sekolah SD RK Setia Budi
( Budi Murni VI)
4. T.A.Purba
selaku guru pamong praktikan di SD RK Setia Budi ( Budi Murni VI)
5. Bapak/
Ibu guru SD RK Setia Budi ( Budi Murni VI) yang telah memberikan banyak masukan
dan bimbingan bagi praktikan.
6. Teman
teman mahasiswa yang tidak dapat
diucapakan satu persatu yang bersedia meluangkan waktu, ide, saran dalam
penyelesaian laporan ini.
Medan, 14 Oktober 2013
Penulis
Rotua Junita Sitohang
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................ 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan PPL................................................................... 3
1.2 Tujuan PPL..................................................................................................... 4
BAB II
KEGIATAN KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN
2.1
Masa Observasi/ Orientasi............................................................................. 5
2.2 Masa Terbimbing .......................................................................................... 6
2.3 Masa Mandiri................................................................................................ 9
BAB III ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN
KEGIATAN
3.1 Proses Pembimbingan Dosen Pembimbing Lapangan.................................... 11
3.2 Proses Pembimbingan Guru Pamong............................................................. 12
3.3 Permasalahan Permasalahan Yang Ditemui
Mahasiswa................................. 14
3.4 Penyelesaian Masalah Yang Ditemui Mahasiswa.......................................... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 16
4.2
Saran.............................................................................................................. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, tugas guru
sebagai pendidik tidaklah dapat dikatakan ringan, sebab tidak hanya memberikan
bekal pada anak didik berupa ilmu pengetahuan semata, tetapi hal yang lebih
penting adalah membentuk keperibadian anak didik menjadi manusia yang berguna
bagi dirinya, orang tua, masyarakat, agama, bangsa dan Negara.
Pendidikan merupakan proses pengembangan yang utuh
menuju kearah kedewasaan dalam proses berfikir dan bertindak. Oleh karena itu
seorang calon pendidik sebelum diterjunkan kedunia pendidikan hendaknya
dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan
profesi, dan kemampuan diri agar dalam melaksanakan tugasnya dapat berhasil
seperti yang diharapkan.
Secara teoritis mahasiswa calon guru dibangku kuliah
telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan,
namun apa yang diperoleh nampaknya belum cukup sebagai bekal bagi seorang
pendidik yang profesional.
Untuk melengkapi kekurangan tersebut, maka mahasiswa
calon pendidik diwajibkan untuk melaksanakan Program
Pengalaman
Lapangan (PPl) disekolah-sekolah yang telah ditetapkan.
Program Pengalaman Lapangan adalah salah satu kegiatan
kurikuler yang merupakan bagian dari perkuliahan yang dilakukan dalam bentuk
pembelajaran teoritik selama 6 ( enam) semester kedalam praktik lapangan (
sekolah mitra), maka PPL dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan
pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
rangka pembentukan guru professional.
Dengan demikian diharapkan para mahasiswa calon guru
setelah selesai praktek mempunyai bekal yang cukup untuk memasuki dunia
pendidikan sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai melalui program PPL tersebut.
B.
Tujuan PPL
Pelaksanaan Program Praktek Pengalaman Lapangan (
praktik kependidikan) ditujukan untuk pembentukan guru yang professional
melalui kegiatan pelatihan di sekolah mitra. PPL diarahkan untuk mendidik, membimbing dan
melatih mahasiswa agar :
1.
Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi,
akademik dan social psikologis sekolah tempat pelatihan berlangsung
2.
Menguasai berbagai keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan terutama dalam proses belajar mengajar.
3. Menerapkan berbagai kemampuan profesional
keguruan secara untuh dan terpadu dalam situasinya.
4. Mampu mengembangkan aspek kepribadian dan
sosial di lingkungan sekolah.
5. Mampu menarik kesimpulan nilai edukatif
dan penghayatan dan pengalaman selama
pelatihan melalui refleksi dan menuangkan hasil refleksi itu dalam bentuk
laporan.
BAB II
KEGIATAN KEGIATAN YANG DI LAKSANAKAN
A. Kegiatan Selama Masa Observasi/
Orientasi
Masa observasi adalah serangkaian
kegiatan yang diprogramkan dalam PPL, yaitu suatu tahap kegiatan, untuk
mengakrabkan calon guru dengan dunia sekolah melalui observasi dan lingkungan
penghayatan berbagai aspek kehidupan di sekolah. untuk lebih mengenal
sekolah mitra yang akan menjadi tempat penulis melakukan PPL, pada tanggal 27 Agustus penulis mengantar surat keterangan
pelaksanaan PPL ke sekolah mitra dari FKIP UNIKA ST THOMAS dan pada 29 Juli sesuai dengan kesepakatan dengan kepala
sekolah penulis bertemu dengan guru pamong dan mengambil
kalender akademi serta pembagian kelas
dan roster untuk pelaksanaan PPL.
PPL dimulai pada tanggal 1 Agustus, hari pertama PPL
penulis memperkenalkan diri kepada guru guru di sekolah mitra dan bertemu
dengan guru pamong untuk berdiskusi
dalam pembuatan RKM. Setelah selesai berdiskusi dengan guru pamong, penulis
melanjutkan diskusi dengan KTU untuk membuat rencana kegiatan Mahasiswa
dibidang administrasi. Setelah menemui KTU dan memberikan tugas tugas yang
boleh di lakukan selama PPL, setelah
berdiskusi dengan Pamong dan KTU, penulis melanjutkan diskusi dengan sesam
praktikan untuk menyusun RKM agar RKM
yang dibuat terencana dengan baik dan
waktu tidak bertabrakan di kemudian hari dalam melaksankan RKM.
masa observasi dilakukan mulai dari tangal 1 sampai
tanggal 6 padahal seyogianya sampai tangal 7 Agustus, karena pada masa
observasi ada libur hari raya pada tanggal 7.
Dan selama masa observasi tepatnya mulai dari tanggal 2 penulis sudah masuk kedalam kelas untuk
mengamati guru pamong mengajar. Pada saat guru pamong mengajar, penulis
membantu guru pamong dengan membantu anak yang kesulitan dalam mengikuti pelajaran. Dan penulis juga
membantu guru pamong memeriksa tugas dan
pekerjaan siswa. Baik pekerjaan rumah maupun pekerjaaan sekolah dan membantu
guru pamong memasukkan nilainya ke daftar nilai. Karna penulis masuk ke kelas II
jadi penulis melakukan observasi fisik sekolah setelah pelajaran
dimulai yaitu pada pukul 08.00 sampai
pukul 10.00. Pada masa observasi ini Penulis juga bekerja sesuai dengan RKM. Yaitu setelah pembelajaran selesai dan obsevasi
fisik sekolah selesai, penulis menata
perpustakaan dan menata taman sekolah.
B.
MASA TERBIMBING.
Praktek atau Latihan Mengajar
Terbimbing merupakan suatu tahapan di mana mahasiswa calon guru berlatih
menerapkan keterampilan mengajar secara terintegrasi dan utuh dalam situasi
mengajar yang sebenarnya di bawah bimbingan intensif dosen dan guru pamong.
Dengan demikian latihan terbimbing melibatkan 3 komponen utama yaitu, komponen
mahasiswa calon guru, komponen latihan dan bimbingan. kegiatan latihan
terbimbing yang pada prakteknya dibimbing oleh guru pamong yang bertugas
membimbing praktikan sebelum melaksanakan tugas mengajar di kelas.
Masa terbimbing
dimulai dari tanggal 8 sampai tanggal
tangal 28 september Tepatnya 6 minggu.
Pada minggu pertama masa terbimbing sudah dipakai
libur selama 4 hari terhitung mulai tanggal 7 sampai tanggal 10 karena
libur hari raya, pada masa terbimbing ini penulis bekerja sesuai dengan RKM,
Pada tanggal,15
dan 16 Agustus seyogianya penulis menata
taman dan menata perpustakaan tidak
terlaksana karena penulis membantu dalam mempersiapkan perayaan 17
Agustus dan mendampingi siswa mengikuti lomba antar kelas. Pada tanggal 16
Agustus, yang seharusnya Penulis melihat guru pamong mengajar tidak terlaksana karena pada saat itu
mulai dari jam 08.00- 13.00 penulis membantu guru pamong menghias kelas karna
di sekolah mitra diadakan lomba menghias kelas dan kelas yang dihias penulis bersama guru pamong mendapat
juara pertama.
Pada tanggal 17
Agustus, Penulis dan teman sesama
praktikan tidak hadir dalam
pelaksanaan upacara peringatan HUT RI karena pada tanggal 16 Agustus kepada
sekolah mengatakan agar anak PPL tidak perlu datang ke sekolah karna yang mengikuti
upacara kemerdekaan hanya kelas tinggi yakni kelas 4, 5 dan 6.
pada tanggal 19 –
24 Agustus, di RKM penulis sudah
merencanakan akan mengajar pelajaran matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. Tapi hal ini tidak terlaksana karena pada minggu itu ujian bulanan berlangsung selama satu
minggu. Hal ini terjadi karena pada waktu penyusunan RKM guru pamong tidak
memberitahukan bahwa setiap minggu ketiga setiap bulannya ujian bulanan
berlangsung. Dan pada saat penyusunan RKM, penulis sudah memberitahukan akan
mengajar di minggu tersebut. Tapi pada saat itu, guru pamong mengiakan tanpa
memberi tahu bahwa ternyata minggu tersebut adalah minggu berlangsungnya ujian
bulanan.
Pada tanggal 26 Agustus tepat hari senin,
penulis sudah mulai mengajar, pelajaran yang penulis bawakan adalah Matematika
dan Bahasa Indonesia. Pada minggu ini,
terhitung mulai tanggal 26 sampai tanggal 30 agustus, penulis sudah mulai mengajar. Mata pelajaran yang
diajarkan penulis adalah
Senin : Bahasa Indonesia dan Matematika
Selasa : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA)
Rabu : PKN
Kamis : Matematika
Jumat : Budi Pekerti
Pada hari sabtu
tanggal 31 Agustus penulis Seyogianya
mengajar SBK tapi tidak terlaksana karena pada hari itu guru pamong menugaskan
penulis untuk memeriksa PR siswa dan membantu siswa yang lamban dalam mengikuti
pelajaran.
Tanggal 9 September 2013 atau minggu ke 4 masa terbimbing, penulis tidak lagi berada di kelas guru pamong mengajar. Penulis
mengajar di kelas IV B membawakan mata pelajaran IPA dan IPS dan kelas II C membawakan mata pelajaran Matematika , IPA,
IPS, PKN, Bahasa Indonesia dan SBK .
Berikut adalah
Roster Penulis di kelas VI dan kelas II c
Hari
|
Senin
|
selasa
|
Rabu
|
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Mata pelajaran
|
Matematika
Ipa
|
Bahasa indonesia
|
PKN
|
Matematika
|
Budi pekerti
|
SBK
|
Jam ke
|
1-5
|
1-3
|
1-2
|
1-2
|
1-2
|
4-5
|
Ket : pelajaran kelas
2 dimulai dari jam 10.15
jam 1-2 mulai dari jam 10.15-11.15
jam 3-5 mulai dari jam 11.15-12.50.
berikut adalah roster penulis di kelas VI B
Hari
|
Kamis
|
Jumat
|
Sabtu
|
Mata pelajaran
|
IPS
|
IPA
|
IPA
|
Jam Ke
|
6-7 ( 11.15-12.45)
|
1-2 ( 7.40-8.50)
|
4-5 ( 9.40-11. 15)
|
Selama masa
terbimbing di kelas IV dan kelas II C, penulis mengajar tanpa di bombing lagi
oleh Guru pamong, walau terkadang guru kelas datang untuk melihat sebentar.
C.
Masa
Mandiri.
Latihan mengajar mandiri merupakan
tahapan paling penting dari program pengalaman lapangan (PPL). Tahap ini
menuntut mahasiswa calon guru untuk menerapkan keterampilan mengajar yang
terintergrasi dan utuh dalam situasi sebenarnya dengan bimbingan yang sangat
minimal atau bahkan tanpa bimbingan.
Masa mandiri
dimulai dari tanggal 23 September. Ketika masa mandiri ini, penulis sudah masuk
mengajar ke kelas VI dan kelas II C dan memakai 2 minggu masa mandiri di kelas
tersebut.
Selama masa
mandiri penulis juga banyak menggantikan guru lain yang berhalangan untuk
mengajar seperti di kelas VI C pelajaran IPA, kelas V C Matematika dan kelas IV
A bahasa Indonesia. Selama masa mandiri ini penulis sudah mampu mengajar tanpa mimbingan
dari guru pamong. Penulis yang memulai pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
mandiri antara lain:
1. Meminta tugas mengajar (mata pelajaran) kepada
guru kelas/pembimbing.
2. Mencari sumber yang digunakan (buku pegangan
wajib dan tambahan).
3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4. Konsultasi rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan guru pamong.
5. Menyalin rencana konsul ke dalam buku harian
RPP rencana pelaksanaan pembelajaran
6. Merancang atau membuat alat peraga yang akan
digunakan.
7. Mengajar sesuai jam pelajaran sesuai yang telah
ditentukan.
8. Evaluasi mengajar (refleksi).
9. Koreksi tes evaluasi.
Masa mandiri selama 1 minggu penulis masih di
kelas tinggi. Dan pada tanggal 1 Oktober 2013, penulis kembali ke kelas guru
pamong untuk mengajar. Tapi pada tanggal
2,3 dan 4 Oktober Guru kelas IV meminta
penulis untuk kembali mengajar di kelasnya pelajaran IPA dan IPS untuk satu
minggu kedepan, agar pelajaran yang penulis buat sampai pada tahap evaluasi
pembelajaran sejauh mana siswa mengerti pelajaran yang penulis ajarkan di kelas
itu.
Pada
tanggal 6 Oktober 2013. Penulis sudah selesai masuk ke kelas tinggi dan
sepenuhnya mengajar di kelas rendah atau kelas II. Saat mengajar di kelas 2
hampir semua mata pelajaran penulis ajarkan. Kecuali computer dan bahasa
inggris karna guru pamong penulis sudah mempercayakan penulis untuk mengajar di
kelas itu, terkadang guru pamong melihat penulis pada saat mengajar. Pada
tanggal 7 Oktober, penulis mengajarkan bahasa inggris karena pada saat itu guru
bahasa inggri tidak datang dan penulis menggantikan guru tersebut mengajar
bahasa inggris. Walaupun agak sedikit gugup tapi hal itu berhasil penulis atasi
karna materi pelajarannya masih sederhana.
Tanggal 28 Oktober adalah hari dimana Ujian PPL
berlangsung. Penulis mmpersiapkan RPP dan alat peraga. Pada saat itu penulis
mengajarkan Matematika dan bahasa Indonesia. Selama ujian berlangsung, kepala
sekolah dan guru pamong ada di dalam kelas dan memperhatikan ketika penulis
mengajar. Sebelumnya juga kepala sekolah sering melihat guru guru PPL mengajar dan ketika ada waktu
luang, kepala sekolah memberikan arahan dan kritikan tentang cara penyampaian
pembelajaran kami.
Tanggal 31 Oktober adalah hari dimana PPL
berakhir. Didalam RKM penulis masih merancanakan akan mengajarkan Matematika
dan bahsa Indonesia pada hari itu,
tetapi hal itu tidak terlaksana karena penulis memiliki kegiatan
lain tetang pengumpulan nilai selama
PPL. Dan hari itu juga setelah jam
belajar berakhir ( 13.15 Wib ) mahasiswa PPL melakukan perpisahan dengan Guru
guru yang ada di sekoalh Mitra.
BAB III
ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN
A.
Proses Pembimbingan Dosen Pembimbing Lapangan
Sebelum terjun
tempat PPL atau sekolah mitra, Mahasiswa PPL UNIKA ST THOMAS sudah di bekali
dari kampus bagaimana pelaksanaan PPL di sekolah mitra. Salah satunya adalah
pembimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan. Sebelum 1 Agustus atau hari
pertama pelaksanaan PPL Dosen Pembimbing Lapangan sudah memberikan banyak masukan
dan bimbingan ketika melaksanakan PPL. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan PPL
berjalan dengan baik. Bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan sebelum PPL
adalah sebagai berikut :
1.
Perlunya menyusun Rencana Kegiatan Mahasiswa (RKM) pada
minggu
2.
pertama atau pada masa observasi dengan berdiskusi
dengan pamong, praktikan dan kepala sekolah mengenai hal hal yang akan
dilakukan.
3.
Perlunya menjalin kekerabatan dengan guru guru yang ada
di sekolah mitra dan belajar dari mereka hal hal yang patut untuk ditiru.
4.
Pelaksanaan PPL setiap harinya harus sesuai dengan RKM
yang sudah di susun dan disepakati guru pamong. Dan jika ada yang tidak
terlaksana maka mahasiswa PPL harus membuat catatan tentang kegiatan yang tidak
terlaksana tersebuat dan dituangkan atau dilaporkan di laporan akhir PPL.
5.
Jika ada guru yang berhalangan dan guru pamong menyuruh
untuk masuk menggantikan guru tersebut maka penulis harus bersedia menggantikan
guru tersebut.
6.
Tidak mengajar jika
RPP belum di tandatangani guru pamong. Hal ini dilakukan agar ketika
mengajar, materi yang diajarkan terstruktur dan tidak lari dari materi yang
akan di ajarkan.
7.
Ketika selesai mengajar penulis harus memberikan
supervisi klinis atau melakukan bimbingan dengan guru pamong mengenai
tampilan mengajar yang telah dilakukan
dan meminta perbaikan hal hal apa saja yang harus di perbaiki dan apa yang
harus di pertahankan.
8.
Ketika mengajar harus menggunakan alat peraga yang
telah dirancang sebelumnya.
9.
Mampu berbaur dengan siswa dan memberikan bimbingan
kepada siswa layaknya seorang guru.
10. Tidak
boleh memukul siswa.
Kesembilan poin
diatas adalah bimbingan yang diberikan Dosen Pembimbing Lapangan sebelum terjun
ke lapangan. Dan setelah penulis di sekolah mitra, Dosen Pembimbing Lapangan
juga datang untuk memberikan bimbingan sekaligus memeriksa RKM yaitu pada tanggal
22 Agustus, tapi pada saat itu Penulis dan rekan PPL tidak membawa
RKM pada hari itu dan membuat Dosen
Pembimbing Lapangan kecewa. Dan pada tanggal
26 Agustus Dosen Pembimbing Lapangan kembali datang kesekolah untuk
memeriksa RKM dan Dosen Pembimbing Lapangan kembali kecewa karna RKM
belum ditandatangani. Pada
tanggal 9 Oktober, Dosen Pembimbing
Lapangan datang untuk memberitahu masa ujian dan tanggal pengumpulan laporan
observasi.
B. Proses Pembimbingan Guru Pamong
Sebelum
melaksanakan kegiatan mengajar, terlebih
dahulu penulis meminta materi yang akan
di ajarkan kepada guru pamong agar
penulis tau membuat RPP nya. setelah rencana pelaksanaan pembelajran dibuat
kemudian di konsultasikan lagi dengan guru pamong apakah ada yang ingin di
tambahi dan di kurangi. Setelah rencana pelaksanaan pembelajaran disetujui dan
di tanda tangani, maka RPP tersebut digunakan pada saat mengajar. Konsultasi
tentang cara mengajar dan meminta pendapat kepada pamong selalu penulis
lakukan mengenai cara cara mengajar di kelas rendah ( II) supaya pada saat
mengajar penulis tidak gugup dan dapat menguasai kelas dengan baik. Selama mengajar, guru pamong selalu mendampingi
penulis di kelas. Tapi walaupun guru pamong di kelas, beliau tidak mencampuri
apapun bahkan ketika siswa mulai rebut, beliau mengamati penulis bagagaimana
cara membuat kelas kembali kondusif. Setelah selesai pembelajaran atau sepulang
sekolah, penulis selalu berdiskusi dengan guru pamong dan beliau selalu memberikan
komentar langsung mengenai cara mengajar yang penulis lakukan.
Adapun saran
yang beliau katakana mengenai cara
mengajar antarlain
1.
Ketika berada di kelas, jangan sampai terlebih dahulu
gugup, karena jika awal mengajar gugup maka pembelajaran yang dirancang akan
sia sia dan hasil belajar yang diterima siswa tidak maksimal. Beliau memberika
saran agar pada waktu awl berdiri di depan penulis harus menganggap bahwa
penulis adalah guru yang professional dan menganggap bahwa kelas seperti milik sendiri. Maka pada
waktu pembelajaran penulis tidak akan gugup.
2.
Ketika mengajar,
hal yang sangat penting adalah mampu menguasai kelas. Seberapun baiknya rencana mengajar yang telah di rancang tidak
akan sampai kepada siswa jika tidak bisa
menguasai kelas. Saran beliau adalah ketika ada siswa yang tidak
konsentrasi dan rebut, penulis menegor tapi tidak boleh membuat siswa berkecil
hati atas tegoran tersebut. Jika suasana kelas menjadi sangat ribut, beliau
mengatakan agar mengalihkan perhatian siswa secara keseluruhan. Seperti guru memegang rambut dan bertanya kepada siswa
“ ibu guru pegang apa?” “ Jari apa yang
ibu pegang “ ( sambil memegang salah satu jari “ dan lain sebagainya. Dan hal ini cukup
membantu untuk memusatkan perhatian siswa.
3.
Materi yang di sampaikan harus sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa dan perlunya model dan alat peraga untuk mengembangkan
kemampuan siswa.
4.
Penggunaan bahasa ketika mengajar harus bahasa yang
dimengerti semua anak dan tidak boleh menggunakan kata yang terlalu tinggi. Dan perbendahaaran kata harus lebih
banyak lagi, karna yang diajari adalah anak kelas II.
5.
Tidak boleh memukul siswa dan tidak boleh mengucapkan
kata kata yang membuat siswa berkecil hati. Beliau mengatakan jika anak di
“kerasin” maka anak juga semakin “keras”. Maka seorang guru harus mampu menarik
ulur hati siswa.
6.
Sebelum memberikan latihan atau pekerjaan sekolah
maupun PR kepada siswa, penulis harus memberikan instruksi yang jelas bagaimana
cara mengerjakannya.
7.
Perlunya kesabaran yang tinggi ketika mengajar di
kelas rendah. Beliau mengatakan kepada penulis agar penulis lebih melatih
kesabaran yang lebih baik lagi kaerna terkadang ketika siswa tidak mendengarkan
penulis mengajar , penulis marah dan me
8.
ngancam siswa dengan hukuman kepada siswa yang ribut.
Dari saran dan masukan yang diberikan oleh guru pamong, penulis mengerti
bahwa mengajar bukan hanya sebagai transfer pengetahuan tetapi mengajar juga
melatih diri untuk lebih dewasa secara emosional dan merupakan jembatan menuju
guru yang professional.
C. Permasalahan Yang Dihadapi
Beberapa masalah
yang menjadi penghambat penyelenggaraan proses belajar mengajar selama
melaksanakan kegiatan PPL di SD BUDI MURNI VI adalah
a.
Masalah
Internal
Masalah internal adalah
masalah yang berasal dari mahasiswa PPL itu sendiri, yang berupa:
1.
Keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyampaikan materi sehingga dalam
menyampaikan materi yang diajarkan sering tidak urut atau sistematis.
2.
Sulit
dalam menentukan materi yang akan diajarkan, penyampaian konsep-konsep penting
yang akan diajarkan dan menentukan bagian-bagian yang perlu penekanan.
3.
Kurang
bisa menggunakan waktu dengan efesien sehingga dalam penyampaian materi sering
tidak sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan dalam skenario pembelajaran.
b.
Masalah
Ekternal
Masalah ekternal adalah
masalah yang berasal dari luar mahasiswa PPL, yang terdiri dari:
1.
Motivasi
Siswa
Siswa menganggap mahasiswa
PPL hanya sebagai guru sementara sehingga tidak terlalu mempengaruhi penilaian
dalam proses belajar mengajar, akhirnya siswa kurang bersemangat mengikuti
pelajaran dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
2.
Suasana
Kelas
Suasana dalam kelas di SD
BUDI MURNI VI, masih
ada saja siswa yang kurang antusias belajar, dan jumlah siswa yang lebih dari
40 orang perkelas sedikit banyak berpengaruh terhadap kondusifnya pembelajaran.
walaupun hal ini tidak sampai menggangu aktivitas belajar mengajar.
D. Penyelesaian Masalah Yang Dihadapi
Dalam upaya
mengatasi masalah perlu adanya kerja keras dan kerja sama seluruh personil
sekolah umumnya dan guru bidang studi khususnya, usaha tersebut tidak boleh
terlepas dari sikap dan cara kita menghadapinya. Dari beberapa masalah yang
telah dipaparkan sebelumnya, maka langkah-langkah yang dapat ditempuh sebagai
upaya untuk mengatasinya adalah:
1. Mengenai hambatan yang
berasal dari dalam diri (internal) mahasiswa PPL dapat dipecahkan dengan jalan
meminta bimbingan dari guru pamong dan dosen pembimbing mengetahui kekurangan
dalam mengajar dan cara mengatasinya.
2.
Mengenai
hambatan ekternal, guru pamong dan dosen pembimbing hendaknya membantu
mahasiswa PPL dalam meningkatkan program belajar mengajar, perlu pemahaman
ulang. Mengajar berarti usaha untuk menolong mahasiswa PPL agar memahami konsep
yang disampaikan. Mahasiswa PPL perlu menyediakan waktu untuk mengadakan
persiapan yang matang termasuk persiapan mental. Mahasiswa PPL harus selalu
termotivasi agar berusaha untuk merancang apa yang disajikan. Mempersiapkan diri
agar terampil dalam mengajar.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan.
Berhasil
tidaknya proses pembelajaran tergantung dari kesiapan guru untuk mengajar.
Mempersiapkan diri baik itu penguasaan materi, penggunaan media pembelajaran
yang tepat dengan materi pelajaran, mental dan semua yang terkait dengan
keterampilan mengajar guru pendukung keberhasilan pembelajaran. tidak
kondusifnya proses pembelajaran perlu untuk diperhatikan oleh guru bagaimana
pengelolaan kelas, mampu mengakomodir semua siswa dengan tingkat kecerdasan
yang berbeda-beda
- Saran.
Keterlibatan
guru pamong pada setiap pertemuan guru PPL dengan siswa dalam proses
pembelajaran sangat perlu, dalam hal melihat sejauh mana perkembangan
keterampilan dan kekurangan dalam mengajar yang harus diperhatikan, memberikan
masukan kepada guru PPL di mana letak kekurangannya yang harus diperbaiki.
Selain itu juga memberikan pengetahuan kepada guru PPL mengenai administrasi
sekolah terutama bagaimana sistem penilaian yang dilakukan untuk mengukur
tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan.
Post a Comment